Center for Internatinal Law (CIL), NUS Singapura dan ANCORS, University of Wollongong, Australia dengan dukungan Dept. of States, US menyelenggarakan lokakarya terkait Batas Maritim. Peserta berasal dari berbagai negara dengan jumlah peserta 55 orang yang bekerja di berbagai sektor terkait dengan batas maritim. Sebagian besar peserta merupakan diplomat dari kementerian luar negeri di negara masing-masing.
Selama tiga hari kegiatan yaitu 25-27 Juni 2019, peserta mendapatkan berbagai materi mulai dari aturan main terkait batas maritim, baik itu hukum internasional atau praktik negara; kompleksitas geografis dan aspek geospasial; kompleksitas legal, ekonomi, sejarah dan politis; kompleksitas rezim zona maritim; perubahan iklim dan delimitasi maritim; solusi inovatif untuk menyelesaikan kasus maritim yang kompleks; opsi penyelesaian kasus melalui negosiasi atau pihak ketika; dan konsiliasi sebagai media penyelesaian kasus yang kompleks.
Di bagian akhir, peserta mendapat kesempatan untuk melakukan simulasi delimitasi batas maritim. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang mewakili delegasi sebuah negara fiktif. Masing-masing kelompok itu kemudian berhadapan dengan kelompok lain untuk melakukan negosiasi. Panitia menyediakan skenario dan peta negara yang digunakan sebagai kasus. Kasus dilengkapi dengan keberadaan pulau, perbedaan panjang garis pantai, keberadaan sumberdaya alam seperti migas dan lain-lain. Semua faktor itu harus dipertimbangkan oleh delegasi dalam melakukan negosiasi.
Selama lokakarya, ada total 13 pengajar yang berasal dari CIL NUS, ANCORS, Dept. States, US, Pemerintah Pemerintah Singapura, Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah Vietnam. Dr. I Made Andi Arsana dari Departemen Teknik Geodesi & Pustek Kelautan UGM, hadir sebagai salah satu pengajar dan merupakan satu-satunya akademisi dari Indonesia. Bapak Andi memberikan materi terkait dengan aspek geospasial delimitasi batas maritim, bidang yang telah ditekuni selama 15 tahun terakhir. Selain mengajar, lokakarya seperti itu juga diakui Bapak Andi sebagai ajang belajar yang sangat bagus karena peserta memiliki keragaman pengalaman yang memperkaya satu sama lain, termasuk bagi pengajar.